Selasa, 29 April 2014

Model Antrian



MAKALAH
ANALISA KUANTITATIF

MODEL ANTRIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstuktur Pada Mata Kuliah Analisa Kuantitatif

Oleh:
                                               
                  Meti Maryati            1123070068

Manajemen Keuangan Syariah/ IV/ B

Description: logo uin.jpg





                                                                                                 







FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014



Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah Analisa Kuantitatif ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam nabi besar Nabi Muhammad SAW. Karena berkat beliaulah kita dapat berhijrah dari zaman jahiliah menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak sebagai dosen Analisa Kuantitatif atas keikhlasannya selama ini dalam membimbing kami dalam menyusun makalah kami ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada Orang Tua kami yang telah mendukung kami dari jauh, baik dari segi moril dan materil, juga kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Kami mohon maaf apabila isi dari makalah kami ini ada kesalah baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, karena kami hanya manusia  biasa yang tak luput dari kesalahan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadi lebih baik di masa depan.
Baiklah cukup sekian prakata dari kami semoga makalah kami ini dapat diterima dan bermanfaat.

  Bandung,  29 April 2014

Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang Masalah..........................................................................
1.2.       Rumusan Masalah...................................................................................
1.3.       Tujuan Masalah.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1.       Proses Antrian.........................................................................................
2.2.       Komponen Dasar dalam Proses Antrian.................................................
2.3.       Model Struktur Antrian..........................................................................
2.4.       Karakteristik Sistem Antrian...................................................................
2.5.       Konsep Teori Antrian..............................................................................
2.6.       Disiplin Pelayanan...................................................................................
2.7.       Sumber Pemanggilan...............................................................................
2.8.       Perilaku Manusia.....................................................................................
2.9.       Notasi Dalam Sistim Antrian..................................................................
2.10.   Proses Kelahiran dan Kematian..............................................................
2.11.   Perilaku Biaya Antrian............................................................................
2.12.   Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif..............................................
BAB III PENUTUP
3.1         Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan terlepas dari peran serta orang lain dalam kehidupan. Pada kondisi tertentu manusia pasti membutuhkan jasa orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk mendapatkannya terkadang mengharuskan untuk menunggu terlebih dulu. Hal tersebut sangat mungkin terjadi, karena banyak orang yang membutuhkan jasa yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Kondisi tersebut sering terlihat dalam kehidupan sehari-sehari, seperti orang menunggu untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pesanan di rumah makan, mengantri di kasir sebuah swalayan, dan mobil yang menunggu giliran untuk dicuci. Kenyataannya menunggu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, dan yang dapat diharapkan adalah dapat mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Sesuatu yang sangat diharapkan adalah ketika dapat memperoleh jasa tanpa harus menunggu terlalu lama. Individu – individu yang menunggu (komponen, produk, kertas kerja, orang) bertujuan untuk mendapatkan suatu layanan. Pada proses menunggu untuk mendapatkan layanan tersebut menimbulkan suatu garis tunggu, dan pada garis tunggu tersebut dapat diprediksi karakteristik – karakteristiknya. Sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan kepustusan agar tercapai kondisi yang lebih baik, misalnya agar tidak terjadi antrian yang berkepanjangan.
Menurut Sinalungga (2008:238), Teori antrian (Queueing Theory) merupakan studi probabilistik kejadian garis tunggu (waiting lines), yakni suatu garis tunggu dari customer yang memerlukan layanan dari sistem yang ada. Antrian terjadi karena adanya keterbatasan sumber pelayanan, yang umumnya berkaitan dengan terbatasnya server karena alasan ekonomi. Jika jumlah server yang disediakan terbatas, memungkinkan terjadi antrian yang terlalu lama, sehingga orang dapat memutuskan untuk meninggalkan antrian tersebut. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi pihak perusahaan, karena kehilangan customer. Agar tidak kehilangan customer, maka pihak perusahaan harus menyediakan server yang mencukupi, tetapi dilain pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Menurut Dharma (2001:39), sistem ini banyak ditemui dalam sistem komunikasi. Tujuan pembahasan ini untuk memperoleh beberapa karakteristik yang dapat mengukur kinerja/keefektifan sistem antrian. Pada model antrian batch arrival dengan satu server, diharapkan server mampu mengakomodasi jumlah antrian unit yang lebih dari satu, yang masuk ke dalam sistem antrian dalam waktu bersamaan. Sehingga diharapkan unit tidak menunggu terlalu lama. Dengan demikian akan dibangun konstruksi model antrian yang sesuai dengan kondisi tersebut.

1.2.       Rumusan Masalah
ü Apa itu proses antrian?
ü Bagaimana konsep dasar dalam model antrian?
ü Apa saja karakteristik sistim antrian?
ü Bagaimana notasi dalam model antrian?

1.3.       Tujuan Masalah
ü Agar mahasiswa mengetahui apa itu proses antrian.
ü Agar mahasiswa mengetahui bagaimana konsep dasar model antrian
ü Agar mahasiswa mengetahui karakeristik sistim antrian
ü Agar mahasiswa mengetahui notasi dalam model antrian











BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Proses Antrian

Menurut Bronson (1996: 310), proses antrian merupakan proses yang berhubungan dengan kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum mendapat pelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah mendapat pelayanan. Proses ini dimulai saat customer – customer yang memerlukan pelayanan mulai datang. Mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai sumber input. Menurut Hillier dan Lieberman (1980: 401), proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian, kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai dengan disiplin pelayanan, dan akhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai pelayanan. Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur kedatangan para customer dan pelayanannya. Sistem antrian merupakan “ proses kelahiran – kematian “ dengan suatu populasi yang terdiri atas para customer yang sedang menunggu pelayanan atau yang sedang dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki fasilitas pelayanan, sedangkan kematian terjadi jika customer meninggalkan fasilitas pelayanan. Keadaan sistem adalah jumlah customer dalam suatu fasilitas pelayanan. (Wospakrik, 1996 :302).
Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian.

2.2.       Komponen Dasar Dalam Proses Antrian
Menurut Taha (1997:609), suatu sistem antrian bergantung pada tujuh komponen yaitu pola kedatangan, pola kepergian, kapasitas sistem, desain pelayanan, disiplin pelayanan, ukuran sumber pemanggilan, dan perilaku manusia. Komponen – komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.
a.              Pola Kedatangan
Menurut Wagner (1972:840), pola kedatangan adalah pola pembentukan antrian akibat kedatangan customer dalam selang waktu tertentu. Pola kedatangan dapat diketahui secara pasti atau berupa suatu variabel acak yang distribusi peluangnya dianggap telahdiketahui. Jika tidak disebutkan secara khusus customer datang secara individu ke dalam sistem antrian. Namun dapat pula lebih dari satu customer datang secara bersamaan ke dalam sistem antrian, pada kondisi ini disebut dengan bulk arrival (Taha, 1997:177).

b.             Pola Kepergian
Pola kepergian adalah banyak kepergian customer selama periode waktu tertentu. Pola kepergian biasanya dicirikan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelayan untuk melayani seorang customer. Waktu pelayanan dapat bersifat deterministik dan dapat berupa suatu variabel acak dengan distribusi peluang tertentu (Bronson, 1996 : 310). Waktu pelayanan bersifat deterministik berarti bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap customer selalu tetap, sedangkan waktu pelayanan yang berupa variabel acak adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap customer berbeda – beda.

c.              Kapasitas Sistem
Menurut Bronson (1996:310), kapasitas sistem adalah banyak maksimum customer, baik customer yang sedang berada dalam pelayanan maupun dalam antrian, yang ditampung oleh fasilitas pelayanan pada waktu yang sama. Suatu sistem antrian yang tidak membatasi banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem berkapasitas tak berhingga, sedangkan suatu sistem yang membatasi banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem berkapasitas berhingga, jika customer memasuki sistem pada saat fasilitas pelayanan penuh maka customer akan ditolak dan meninggalkan sistem tanpa memperoleh pelayanan.
d.             Desain Pelayanan
Menurut Sinalungga (2008:249), Desain sarana pelayanan dapat diklasifikasikan dalam channel dan phase yang akan membentuk suatu struktur antrian yang berbeda-beda. Channel menunjukkan jumlah jalur untuk memasuki sistem pelayanan. Phase berarti jumlah stasiun stasiun pelayanan, dimana para langganan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap. Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian: 1. Single Chanel – Single Phase Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian. Contohnya antrian pada penjualan karcis kereta api yang hanya dibuka satu loket.

2.3.       Model Struktur Antrian
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1.             Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Description: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1367648096280/teori-antrian/Single%20Channel%20Single%20Phase.jpg


2.             Single Channel - Multi Phase
Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn secara berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada antrian di laundry, pakaian-pakaian setelah dicuci kemudian dijemur lalu disetrika dan terakhir dikemas/ pencucian mobil.
Description: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1367648179826/teori-antrian/Singgle%20Channel%20Multi%20Phase.jpg
3.             Multi Chanel - Single Phase
Sistem multi chanel-single phase terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu antrian tunggal. Sebagai contoh adalah Sarana pelayanan nasabah di Bank.

Description: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1367648159369/teori-antrian/Multi%20Channel%20Single%20Phase.jpg

4.             Multi Chanel - Multi Phase
Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanannya lebih dari satu phase. Sebagai contoh adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.

Description: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1367648191282/teori-antrian/Multi%20Channel%20Multi%20Phase.jpg


2.4.       Karakteristik Sistim Antrian

Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
1.             Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)
2.             Antrian, batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited). Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
3.             Fasilitas pelayanan, yaitu tata letak (lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan.

Description: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1367639243726/teori-antrian/SISTEM%20ANTRIAN.jpg
2.5.       Konsep Teori Antrian
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis.
Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut
1.    Sistem pelayanan komersial
2.    Sistem pelayanan bisnis – industri
3.    Sistem pelayanan transportasi
4.    Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model-model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).

2.6.       Disiplin Pelayanan
Menurut Sinalungga (2008: 251), disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang dikenalkan dalam memilih customer dari barisan antrian untuk segera dilayani. Adapun pembagian disiplin pelayanan ialah:

1.             First come first served (FCFS) atau first in first out (FIFO),
Suatu peraturan dimana yang akan dilayani ialah customer yang datang terlebih dahulu. Contohnya antrian di suatu kasir sebuah swalayan.

2.             Last come first served (LCFS) atau last in first out (LIFO)
Merupakan antrian dimana yang datang paling akhir adalah yang dilayani paling awal atau paling dahulu. Contohnya antrian pada satu tumpukan barang digudang, barang yang terakhir masuk akan berada ditumpukkan paling atas, sehingga akan diambil pertama.

3.             Service in random order (SIRO) atau pelayanan dalam urutan
Acak atau sering dikenal juga random selection for services (RSS), artinya pelayanan atau panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak mempermasalahkan siapa yang lebih dahulu tiba. Contohnya kertas – kertas undian yang menunggu untuk ditentukan pemenangnya, yang diambil secara acak.

4.             Priority service (PS), artinya prioritas pelayanan diberikan
Kepada mereka yang mempunyai prioritas paling tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki prioritas paling rendah, meskipun yang terakhir ini sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang keadaan penyakit yang lebih berat dibanding dengan orang lain dalam sebuah rumah
sakit.

2.7.       Sumber Pemanggilan
Menurut Taha (1996:177), ukuran sumber pemanggilan adalah banyaknya populasi yang membutuhkan pelayanan dalam suatu sistem antrian. Ukuran sumber pemanggilan dapat terbatas maupun tak terbatas. Sumber pemanggilan terbatas, misalnya mahasiswa yang akan melakukan registrasi ulang di suatu universitas, dimana jumlahnya sudah pasti. Sedangkan sumber pemanggilan yang tak terbatas misalnya nasabah bank yang antri untuk menabung atau membuka rekening baru, jumlahnya bisa tak terbatas.

2.8.       Perilaku Manusia
Perilaku manusia merupakan perilaku-perilaku yang mempengaruhi suatu sistem antrian ketika manusia mempunyai peran dalam sistem baik sebagai customer maupun pelayan. Jika manusia berperan sebagai pelayan, dapat melayani customer dengan cepat atau lambat sesuai kemampuannya sehingga mempengaruhi lamanya waktu tunggu (Taha, 1996:178).Menurut Gross dan Harris (1998:3), perilaku manusia dalam sistem antrian jika berperan sebagai customer sebagai berikut. 1. Reneging mengGambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut.
Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying mengGambarkan situasi jika dalam sistem ada dua atau lebih jalur antrian maka orang dapat berpindah antrian dari jalur yang satu ke jalur yang lain.




2.9.       Notasi Dalam Sistem Antrian
Notasi baku untuk memodelkan suatu sistem antrian pertama kali dikemukakan oleh D.G.Kendall dikenal sebagainotasi kendall. Namun, A.M. Lee menambahkan simbol menjadi yang disebut notasi kendall-Lee (Taha, 1996:627).
Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda, akan digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini.
Bentuk Model Umum :
1/ 2/ 3/ 4
1 = Tingkat kedatangan
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi

Notasi yang sering dipakai adalah :
Singkatan    Penjelasan
M  =    Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D   =    Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K   =    Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S    =    Jumlah fasilitas pelayanan
I     =   Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)
F    =    Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)

Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas (I) atau terbatas (F).

Notasi dalam sistem antrian
n    =  Jumlah pelanggan dalam sistem
Pn  =  Probabilitas kepastian  n  pelanggan dalam sistem
λ   =  Jumlah rata-rata pelanggan yang datang persatuan waktu
µ  =  Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani persatuan waktu
Po =   Probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem
P   =   Tingkat intensitas fasilitas pelayanan
L   =   Jumlah rata-rata pelanggan yang digarapkan dalam sistem
Lq =   Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian
w   =  Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem
wq = Jangka waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu dalam antrian
1/ µ = Waktu rata-rata pelayan
1/ λ =  Waktu rata-rata kedatangan

Persamaan :
1.             P  =   

2.             Pn  =  Pⁿ (1 - P)
3.             L  = 

4.             Lq =    = 
5.             W  =  

6.             Wq = 
2.10.   Proses Kelahiran dan Kematian (Birth – Death Processes)
Proses kedatangan dan kepergian dalam suatu sistem antrian merupakan proses kelahiran dan kematian (birth – death processes). Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki sistem antrian dan kematian terjadi jika seorang customer meninggalkan sistem antrian tersebut.

2.11.   Perilaku Biaya Antrian
Ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan.

Description: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/_/rsrc/1367648221090/teori-antrian/Biaya%20Antrian.jpg

2.12.   Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif
Berikut ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum memutuskan menambah fasilitas:
Menentukan waktu tunggu yang masih dapat diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa yang dapat diterima oleh pelanggan :
1.         Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan bahwa mereka menunggu lama.
  1. Menginformasikan kepada pelanggan tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu tunggu lebih lama dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah.
  2. Menjaga agar karyawan tidak terlihat oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
  3. Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka sehingga mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain membutuhkan pelayanan yang lama.
  4. Melatih pelayan untuk lebih friendly terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau memberikan atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan negatif selama menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi salam kepada pelanggan.
  5. Mendorong pelanggan untuk datang pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap kepada pelanggan tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang dan tidak perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat  pelanggan dan kapan saat sepi pelanggan.
  6. Mengupayakan pemecahan jangka panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat prosedur, mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra Poerwanto G).


BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Proses antrian merupakan proses yang berhubungan dengan kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum mendapat pelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah mendapat pelayanan. Adapun komponen dasar dalam proses antrian, yaitu:
1.    Pola kedatangan
2.    Pola kepergian
3.    Kapasitas sistem
4.    Desain pelayanan
Dalam model antrian terdapat tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
1.    Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)
2.    Antrian, batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited). Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
3.    Fasilitas pelayanan, yaitu tata letak (lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan.



DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

  1. Best Online Casino Sites 2021 | Learn about online
    Best online casino sites 2021 · 1. Ignition – Best site for playing at online casinos · 2. Red Dog – Most mgm 바카라 공식 사이트 reliable online casino · 3. Slots Empire – The best online

    BalasHapus